Apa itu Algor Mortis pada Mayat: Penjelasan Lengkap

Algor Mortis, yang juga dikenal sebagai pendinginan mayat, adalah fenomena ilmiah yang terjadi setelah seseorang meninggal dunia. Ini adalah salah satu aspek penting dalam ilmu forensik dan patologi forensik yang membantu para profesional untuk mengestimasi waktu kematian seseorang.

Tubuh manusia dijaga pada suhu sekitar 37°C (96°F). Ketika suhu lingkungan mengancam mengubah suhu tubuh yang optimal, mekanisme di dalam tubuh kita—dikendalikan oleh otak—mengambil alih dan berusaha mengembalikan keseimbangan.

Saat suhu di luar terlalu panas, kita berkeringat untuk mendinginkan diri (sementara hewan lain menghela nafas). Saat terlalu dingin, kita menggigil (meskipun tidak banyak membantu untuk menghangatkan tubuh), dan menggulung diri untuk menghemat panas tubuh.

Setelah kematian, mekanisme-mekanisme ini berhenti berfungsi.

Selama fase ini, tubuh manusia mulai mengalami penurunan suhu secara bertahap setelah berhenti menerima panas dari sumber internal seperti metabolisme.

Perubahan suhu tubuh setelah kematian ini disebut Algor Mortis.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dengan lengkap apa itu Algor Mortis, bagaimana prosesnya terjadi, faktor-faktor yang memengaruhi, serta bagaimana informasi ini digunakan dalam konteks investigasi kriminal dan medis. Mari kita melangkah lebih jauh untuk memahami lebih lanjut tentang fenomena ilmiah yang mengelilingi Algor Mortis pada mayat.

Baca Juga Apa itu Rigor Mortis pada Tubuh Manusia: Penjelasan Lengkap

Pengertian Algor Mortis

Algor mortis, yang diterjemahkan dari bahasa Latin sebagai “kematian dingin,” merujuk pada perubahan suhu pasca kematian setelah seseorang meninggal dunia.

Setelah kematian, tubuh manusia tidak lagi menghasilkan panas atau menggunakan mekanisme pendinginan, sehingga suhu tubuh perlahan mendekati suhu lingkungan sekitarnya.

Variabel ini diasumsikan berdasarkan suhu tubuh normal pada saat kematian, yang mencakup rentang suhu di atas dan di bawah suhu tubuh normal dalam kondisi hidup, yaitu 98,7 F. Suhu rektal sering digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu jenazah dan algor mortis.

Kenapa dan Bagaimana Terjadinya Algor Mortis?

Algor mortis terjadi karena mekanisme pengaturan suhu tubuh berhenti berfungsi. Mekanisme ini melibatkan pengendali utama, yaitu otak, dan juga sistem peredaran darah (terutama).

Sistem peredaran darah adalah yang mengendalikan suhu tubuh. Darah mengalirkan panas yang dihasilkan oleh organ-organ dalam, seperti hati atau otot, ke organ-organ luar, seperti kulit, sehingga panas dapat tersebar.

Panas diproduksi melalui reaksi metabolisme dalam tubuh, seperti reaksi kimia yang terjadi saat otot bergerak atau proses pencernaan makanan.

Di bawah epidermis kulit terdapat jaringan kapiler.

Kapiler-kapiler ini dapat membesar (vasodilatasi) atau menyusut (vasokonstriksi) tergantung pada apakah panas perlu dilepaskan atau dijaga. Otak memberikan instruksi kepada sistem peredaran darah untuk berperilaku sesuai dengan kebutuhan.

Di kulit terdapat reseptor khusus yang dapat mendeteksi suhu.

Reseptor termoreseptor ini memberi informasi kepada otak tentang suhu tubuh, dan berdasarkan informasi tersebut, otak mengambil keputusan.

Setelah kematian, mekanisme ini tidak lagi berfungsi. Akibatnya, suhu tubuh akan mulai menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya. Perubahan suhu tubuh setelah kematian ini disebut Algor Mortis.

Terdapat mekanisme lain yang digunakan oleh otak untuk menjaga suhu 37°C selain dengan mengatur ukuran pembuluh darah.

Mekanisme ini melibatkan peningkatan reaksi metabolisme untuk menghasilkan panas. Gerakan otot menghasilkan panas, itulah mengapa kita menggigil saat merasa kedinginan.

Setelah kematian, laju metabolisme tubuh melambat. Meskipun beberapa reaksi metabolisme masih terjadi, tubuh tidak lagi menghasilkan molekul baru atau menghasilkan energi.

Tanpa otak dan jantung yang bekerja, tidak ada cara bagi tubuh untuk mengatur suhunya.

Sebagai hasilnya, berdasarkan hukum fisika, suhu tubuh mayat akan menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya.

Jika suhu lingkungan di bawah 37°C, suhu tubuh mayat akan turun sekitar 1°C dalam dua jam pertama setelah kematian, dan kemudian akan terus turun sekitar satu derajat setiap jamnya.

Kegunaan Algor Mortis untuk Ilmu Kesehatan dan Forensik

Algor Mortis untuk Memperkirakan Waktu Kematian

Algor mortis dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian dalam rentang waktu yang luas.

Kecepatan penurunan suhu tubuh tergantung pada suhu lingkungan, suhu tubuh saat kematian, dan berat badan.

Dalam suhu kamar, suhu tubuh akan turun sekitar 1,5 derajat Fahrenheit (0,8 derajat Celcius) per jam.

Algor mortis biasanya dimulai di bagian tubuh yang jauh dari jantung, seperti tangan dan kaki, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lebih dekat ke jantung.

Algor Mortis untuk Menentukan Penyebab Kematian

Algor mortis dapat digunakan untuk membantu menentukan penyebab kematian.

Misalnya, jika algor mortis terjadi lebih cepat dari yang seharusnya, ini dapat menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh penyakit atau luka yang menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Algor Mortis untuk Mendeteksi kejahatan

 Algor mortis dapat digunakan untuk mendeteksi kejahatan.

Misalnya, jika algor mortis tidak terjadi pada tubuh yang seharusnya sudah mati, ini dapat menunjukkan bahwa tubuh tersebut dibunuh.

Tahapan-Tahapan Algor Mortis

Pertama, Pembentukan Algor Mortis

Algor mortis dimulai sekitar 30 menit setelah kematian. Pada tahap ini, suhu tubuh mulai menurun dan akan terus menurun secara perlahan hingga mencapai suhu lingkungan sekitarnya.

Kedua, Perkembangan Algor Mortis

Algor mortis akan terus berkembang ke seluruh tubuh.

Suhu tubuh akan turun sekitar 1,5 derajat Fahrenheit (0,8 derajat Celsius) per jam.

Proses ini menghasilkan perubahan suhu yang signifikan dalam beberapa jam setelah kematian.

Ketiga, Stabilitas Algor Mortis

Setelah sekitar 24 jam, algor mortis mencapai titik stabilnya.

Pada tahap ini, suhu tubuh mencapai keseimbangan dengan suhu lingkungan sekitarnya dan tetap konstan.

Terakhir, Pelepasan Algor Mortis

Setelah sekitar 48 jam, algor mortis mulai menghilang.

Suhu tubuh mulai meningkat kembali dan akan kembali mendekati suhu normal sebelum kematian.

Proses ini menunjukkan bahwa tubuh secara bertahap mengalami perubahan suhu setelah kematian, sebelum akhirnya mencapai kestabilan.

Baca Juga Apa itu Livor Mortis: Penjelasan Lengkap Forensik dan Kesehatan

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa saja 3 Jenis Mortis?

Tiga jenis mortis yang ada adalah livor mortis, algor mortis, dan rigor mortis. Semua ini terjadi dalam jangka waktu 48 jam setelah seseorang meninggal.

Apa yang terjadi selama Algor Mortis?

Pada saat Algor Mortis, suhu tubuh akan mengalami pendinginan untuk menyamai suhu lingkungan sekitar.

Jika tubuh berada dalam lingkungan yang hangat, suhu tubuh akan naik untuk sesuai dengan suhu lingkungan. Ini terjadi karena mekanisme termoregulasi tubuh berhenti berfungsi.

Apa arti dari istilah “Algor Mortis”?

Dalam bahasa Latin, Algor mortis berarti “kematian dingin.” Ini merupakan tahap kedua dari perubahan yang terjadi setelah kematian, di mana suhu tubuh akan mencapai suhu lingkungan sekitarnya.

Bagaimana Algor Mortis dapat menentukan waktu kematian?

Algor mortis dapat menentukan waktu kematian karena didasarkan pada keseimbangan antara suhu tubuh dan lingkungan sekitarnya. Tingkat pendinginan diketahui sebagai 1,5 derajat per jam jika lingkungan berada di atas 32 derajat C, atau 0,75 derajat per jam jika di bawah 32 derajat C. Persamaan Glaister digunakan untuk menghitung jam sejak kematian.

Kesimpulan

Algor mortis memainkan peran kunci dalam estimasi waktu kematian karena suhu tubuh yang semakin mendekati suhu lingkungan memberikan petunjuk tentang berapa lama seseorang telah meninggal.

Meskipun faktor-faktor seperti suhu lingkungan, pakaian, dan posisi tubuh dapat mempengaruhi kecepatan proses ini, algor mortis tetap memberikan panduan penting bagi ahli forensik.

Dalam analisis forensik, mengukur perubahan suhu tubuh dan memperhitungkan faktor-faktor yang memengaruhinya dapat membantu dalam penentuan perkiraan waktu kematian yang lebih akurat.

Meskipun algor mortis hanya memberikan perkiraan kasar dan tidak akurat secara mutlak, tetapi tetap merupakan elemen penting dalam investigasi forensik untuk mengungkap kebenaran di balik kematian seseorang.

Kantor Pusat

FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA