Dari Mana Mayat-Mayat Didapatkan untuk Studi Ilmu Kedokteran?

Dalam dunia ilmu kedokteran, studi anatomi dan riset medis memainkan peran penting dalam memahami tubuh manusia dan mengembangkan solusi medis yang lebih baik.

Salah satu aspek yang penting dalam penelitian ini adalah penggunaan mayat manusia untuk studi ilmu kedokteran.

Namun, pertanyaan yang muncul seringkali adalah, dari mana mayat-mayat ini diperoleh?

Dalam artikel ini, kami bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang praktik-praktik saat ini mengenai sumber-sumber mayat yang digunakan di departemen-departemen ilmu anatomi di seluruh dunia.

Kami mengumpulkan informasi ini melalui pencarian literatur yang komprehensif dan juga survei yang kami kirimkan kepada beberapa ahli anatomi terkemuka.

Meskipun tubuh-tubuh juga digunakan untuk pendidikan pasca sarjana dan penelitian, kami akan lebih fokus pada penggunaannya dalam pengajaran anatomi bagi mahasiswa kedokteran tingkat sarjana.

Baca Juga Apa itu Algor Mortis pada Mayat: Penjelasan Lengkap

Dari Mana Asal Mayat-Mayat ini diperoleh?

Mayat tubuh manusia yang digunakan untuk sekolah kedokteran dan penelitian sangat bervariasi.

Hal ini tergantung pada hukum setempat, kesediaan masyarakat untuk berkontribusi dalam pendidikan anatomi, serta adat budaya, agama, dan faktor sosial ekonomi.

Saat ini, ada beberapa sumber utama yang umum digunakan, seperti program sumbangan mayat dan tubuh-tubuh yang tidak diklaim.

Tubuh-tubuh yang tidak diklaim adalah tubuh-tubuh individu yang meninggal tanpa ada keluarga atau teman yang bisa mengurus pemakaman mereka, atau tanpa kemampuan ekonomi untuk melakukannya.

Di beberapa negara yang kekurangan pasokan mayat, para ahli anatomi bahkan harus mengimpor jenazah dari negara lain.

Pada tahun 2012, Federasi Internasional Asosiasi Ahli Anatomi (IFAA) mengeluarkan rekomendasi yang sangat jelas tentang sumbangan dan studi tubuh manusia.

IFAA menekankan pentingnya sumbangan tubuh dengan kemauan, dan juga mengimbau untuk menghentikan praktik-praktik kontroversial lainnya, seperti penggunaan tubuh-tubuh dari orang yang dieksekusi atau tubuh-tubuh yang tidak diklaim.

Praktik terakhir ini sudah banyak dikritik karena melibatkan tubuh-tubuh tanpa izin dari yang sudah meninggal, dan juga dikritik karena cenderung mendiskriminasi kelompok-kelompok minoritas seperti orang yang menderita gangguan mental atau yang hidup dalam kondisi kemiskinan.

IFAA berharap agar rekomendasi mereka diterapkan di seluruh dunia.

Meskipun demikian, saat ini masih kurangnya informasi yang memadai mengenai bagaimana praktik pemasokan tubuh di seluruh dunia, sehingga sulit untuk melihat perubahan di masa depan.

Meskipun beberapa tinjauan telah dilakukan di beberapa wilayah, hanya ada dua artikel yang mengumpulkan informasi dari lebih dari satu benua: satu oleh Biasutto et al. yang melibatkan laporan dari ahli anatomi dari 13 negara, dan satu oleh Riederer yang memberikan informasi ringkas dari literatur untuk 35 negara.

Salah satu contoh tokoh ilmu kedokteran yang bekerja dalam pengadaan dan penggunaan mayat-mayat untuk pendidikan adalah Dr. William S. Howell. Ia adalah seorang profesor anatomi di University of Michigan yang berperan dalam mengembangkan program sumbangan mayat tubuh untuk tujuan pendidikan medis.

Kontribusi Dr. Howell dalam mendorong sumbangan tubuh untuk pendidikan telah memberikan dampak positif dalam penelitian dan pengajaran ilmu kedokteran.

Tubuh Mayat yang Disumbangkan oleh Keluarganya

Mayat yang disumbangkan adalah jenis mayat yang paling umum digunakan untuk studi ilmu kedokteran.

Mayat-mayat ini disumbangkan oleh orang-orang yang ingin tubuh mereka digunakan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.

Mayat-mayat ini biasanya berasal dari orang-orang yang tidak memiliki keluarga atau teman yang dapat mengurus jenazah mereka setelah mereka meninggal.

Namun, tidak semua orang merasa terkejut oleh gagasan tentang penyelidikan mayat.

Pada akhir abad ke-19, semakin banyak orang Amerika yang bersedia membiarkan mahasiswa kedokteran melakukan pemotongan pada tubuh mereka sebelum akhirnya dikubur atau dikremasi.

Ternyata, hal ini tidak membuat mereka merasa takut atau terganggu.

Tidak hanya dokter yang rela, tapi juga perawat, pemilik toko, aktor, akademisi, pekerja pabrik, dan mereka yang berpikiran bebas — bahkan narapidana yang akan dieksekusi.

Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang ingin menghindari biaya pemakaman.

Orang Amerika lainnya berharap bahwa dokter akan menggunakan tubuh mereka untuk penelitian tentang penyakit mereka, sementara yang lain ingin membantu “ilmu kedokteran untuk memperluas pengetahuan demi kebaikan umat manusia,” seperti yang diinginkan oleh George Young, seorang mantan pembuat gerobak, sebelum ia meninggal pada tahun 1901.

Transplantasi Kornea pada Manusia

Pada akhir dekade 1930-an, perkembangan dalam bedah transplantasi kornea telah membuka kemungkinan bagi warga Amerika untuk menyumbangkan mata mereka guna mengembalikan penglihatan bagi pria, wanita, dan anak-anak yang mengalami kebutaan atau masalah penglihatan.

Seiring dengan upaya-upaya pengumpulan darah selama Perang Dunia II, kisah-kisah mengharukan tentang transplantasi kornea menyebar dan membawa pemahaman yang sepenuhnya baru tentang kedermawanan tubuh.

Namun, ketika usaha untuk menarik pendonor yang bersedia menyumbangkan mata setelah kematian semakin meluas pada tahun 1940-an dan awal 1950-an, para ahli anatomi pun dihadapkan pada masalah baru, yaitu penurunan jumlah tubuh yang tidak diklaim.

Para ahli anatomi menyalahkan sejumlah faktor atas situasi ini: kemajuan ekonomi pada tahun-tahun pasca perang; undang-undang baru yang memberikan otoritas kepada departemen kesejahteraan tingkat kabupaten, kota, dan negara bagian untuk menguburkan jenazah yang tidak diklaim; manfaat kematian bagi veteran perang; manfaat kematian dari program Jaminan Sosial; serta upaya dari kelompok gereja dan ordo persaudaraan untuk merawat anggota yang kurang mampu secara ekonomi.

Mayat yang tidak diklaim oleh Orang Lain

Mayat yang tidak diklaim adalah jenis mayat yang tidak diklaim oleh keluarga atau teman setelah mereka meninggal.

Mayat-mayat ini biasanya berasal dari orang-orang yang tidak memiliki keluarga atau teman yang dapat mengurus jenazah mereka setelah mereka meninggal.

Mayat-mayat yang tidak diklaim biasanya dimakamkan atau dikremasi oleh pemerintah, tetapi dapat juga digunakan untuk studi ilmu kedokteran.

Untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dari kalangan profesi medis terhadap mayat-mayat, Massachusetts mengeluarkan undang-undang anatomi pertama.

Dalam beberapa kasus, ada peraturan hukum yang memungkinkan lembaga ilmu kedokteran menggunakan mayat-mayat ini setelah periode tertentu tanpa ada klaim.

Langkah ini, yang diambil pada tahun 1831, memungkinkan penggunaan tubuh-tubuh orang miskin yang tidak diklaim untuk proses disseksi di sekolah-sekolah kedokteran dan rumah sakit.

Dengan semakin banyaknya sekolah kedokteran yang didirikan dan adanya skandal perampokan kuburan yang mendorong tindakan dari para politisi, akhirnya undang-undang serupa diterapkan di seluruh Amerika Serikat.

Salah satu insiden yang paling mencolok terjadi ketika tubuh mantan Anggota DPR, John Scott Harrison, yang juga merupakan anak dan ayah dari Presiden AS, secara tidak sengaja ditemukan di meja bedah di Ohio pada tahun 1878.

Di banyak negara bagian, kerabat dan teman dapat mengklaim mayat yang sebaliknya akan digunakan untuk disseksi, tetapi hanya jika mereka mampu membayar biaya pemakaman.

Baca Juga Apa itu Livor Mortis: Penjelasan Lengkap Forensik dan Kesehatan

Mayat yang Tidak Teridentifikasi

Mayat yang tidak teridentifikasi adalah jenis mayat yang tidak diketahui identitasnya.

Mayat-mayat ini biasanya ditemukan di tempat-tempat umum, seperti jalan raya, taman, atau sungai.

Mayat-mayat ini juga dapat ditemukan di rumah sakit atau panti jompo.

Mayat-mayat yang tidak teridentifikasi biasanya tidak diklaim oleh keluarga atau teman, sehingga dapat digunakan untuk studi ilmu kedokteran.

Berikut adalah beberapa contoh nyata dari mayat yang tidak teridentifikasi:

  • Mayat yang ditemukan di jalan raya setelah kecelakaan lalu lintas.
  • Mayat yang ditemukan di taman setelah meninggal karena serangan jantung.
  • Mayat yang ditemukan di sungai setelah tenggelam.
  • Mayat yang ditemukan di rumah sakit setelah meninggal karena penyakit.
  • Mayat yang ditemukan di panti jompo setelah meninggal karena usia tua.

Mayat-mayat yang tidak teridentifikasi biasanya dimakamkan atau dikremasi oleh pemerintah.

Namun, beberapa mayat yang tidak teridentifikasi juga digunakan untuk studi ilmu kedokteran.

Mayat-mayat ini digunakan oleh mahasiswa kedokteran untuk belajar tentang anatomi manusia dan penyakit. Mayat-mayat ini juga digunakan oleh peneliti untuk belajar tentang penyebab kematian.

Penggunaan mayat yang tidak teridentifikasi untuk studi ilmu kedokteran adalah hal yang penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Mayat-mayat ini memungkinkan mahasiswa kedokteran dan peneliti untuk belajar tentang anatomi manusia dan penyakit.

Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan cara-cara baru untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kesehatan manusia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apakah ada persyaratan khusus untuk menjadi donor mayat?

Ya, ada beberapa persyaratan khusus untuk menjadi donor mayat, yaitu:

  • Anda harus berusia 18 tahun atau lebih.
  • Anda harus sehat secara fisik dan mental.
  • Anda harus bebas dari penyakit menular.
  • Anda harus menyatakan secara sadar dan sukarela keinginan Anda untuk menjadi donor mayat.

Apakah ada biaya untuk menjadi donor mayat?

Tidak ada biaya untuk menjadi donor mayat. Namun, keluarga donor mayat mungkin akan dikenakan biaya untuk transportasi dan penyimpanan jenazah.

Apakah ada manfaat menjadi donor mayat?

Ada banyak manfaat menjadi donor mayat, yaitu:

  • Anda dapat membantu mahasiswa kedokteran dan peneliti untuk belajar tentang anatomi manusia dan penyakit.
  • Anda dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.
  • Anda dapat memberikan kesempatan hidup bagi orang lain yang membutuhkan transplantasi organ.

Apakah ada risiko menjadi donor mayat?

Tidak ada risiko menjadi donor mayat. Mayat-mayat yang digunakan untuk studi ilmu kedokteran akan diproses dengan cara yang aman dan higienis.

Apakah ada cara lain untuk membantu pendidikan kedokteran selain menjadi donor mayat?

  • Mendonasikan uang kepada program donor mayat.
  • Menjadi sukarelawan di program donor mayat.
  • Menulis surat atau email kepada anggota parlemen untuk mendukung pendidikan kedokteran.

Bagaimana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang donor mayat?

Baca Juga Apa itu Rigor Mortis pada Tubuh Manusia: Penjelasan Lengkap

Kesimpulan

Mayat-mayat yang digunakan untuk studi ilmu kedokteran biasanya diproses dengan cara diautopsi.

Autopsi adalah proses pemeriksaan tubuh manusia setelah kematian untuk menentukan penyebab kematian. Mayat-mayat yang telah diautopsi biasanya dipreservasi dengan cara diawetkan atau diplastinasi.

Mayat-mayat yang telah dipreservasi dapat digunakan oleh mahasiswa kedokteran untuk belajar tentang anatomi manusia.

Mahasiswa kedokteran dapat mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia dengan melihat dan menyentuh mayat-mayat tersebut. Mayat-mayat yang telah dipreservasi juga dapat digunakan oleh peneliti untuk belajar tentang penyakit dan gangguan kesehatan.

Penggunaan mayat untuk studi ilmu kedokteran adalah hal yang penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Mayat-mayat ini memungkinkan mahasiswa kedokteran dan peneliti untuk belajar tentang anatomi manusia dan penyakit. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan cara-cara baru untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kesehatan manusia.

Penggunaan mayat untuk studi ilmu kedokteran diatur oleh undang-undang yang berbeda-beda di setiap negara.

Di Indonesia, penggunaan mayat untuk studi ilmu kedokteran diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Anatomi Tubuh Manusia untuk Pendidikan dan Penelitian. Peraturan ini mengatur tentang persyaratan, prosedur, dan sanksi yang berkaitan dengan penggunaan mayat untuk studi ilmu kedokteran.